Jumat, 22 Desember 2017

Sandi Hamim: Refleksi Kegiatan 'Komunitas Pelangi Sastra' Untuk Mata Kuliah Pancasila

Sastra merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang penuh dengan pelajaran berharga. Melalui sastra, manusia mampu mengekspresikan perasaan dan nilai-nilai kehidupan secara tersirat maupun tersurat. Dalam pasal 2 UU No.22 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan “Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945”, Universitas Ma Chung sebagai lembaga pendidikan yang sangat menghargai dunia edukasi telah menerapkan aturan di atas dengan baik. Sebagai kampus yang menghargai literasi Indonesia, Universitas Ma Chung mampu memberikan wadah kepada mahasiswanya untuk mengeksplor dan mempelajari tentang dunia sastra lebih dalam. Salah satunya, saya dan kelompok saya yang belajar banyak hal bersama sebuah komunitas sastra di kota Malang. Kegiatan ini merupakan suatu strategi dalam perkuliahan umum Pancasila dalam upaya menumbuhkan kesadaran akan ideologi Indonesia, yaitu Pancasila. Namun, apa hubungannya dengan komunitas sastra? Dalam esai singkat ini, saya akan menjelaskan tentang refleksi diri saya selama menempa ilmu di komunitas sastra dan hubungannya dengan pendalaman nilai Pancasila.

Pancasila merupakan ideologi dan cara pandang masyarakat Indonesia dalam berperilaku. Lima sila tersebut ialah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Kebijaksaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Seluruh nilai pancasila ini sudah saya terapkan, baik secara teori saat perkuliahan di kampus maupun secara praktik bersama komunitas sastra yang bernama Pelangi Sastra. Komunitas ini memiliki basement untuk berkumpul bersama di Cafe Pustaka, Universitas Negeri Malang. Dalam proses menjalani sebuah komunitas, Pelangi Sastra menjalani sesuai motto mereka yang bertemakan Sastra Untuk Kemanusiaan. Dari motto mereka, saya menyadari bahwa sastra mereka untuk masyarakat secara umum, bukan hanya sekedar hobi membaca literasi dan lain sebagainya.

Dalam berinteraksi dengan komunitas Pelangi Sastra, saya sering menganalisis kegiatan mereka dalam proses yang cukup lama. Pertanyaannya, apakah mereka sudah menjalankan amalan Pancasila dengan baik?  Ya, tentu saja, mereka mengamalkannya satu per satu tiap amalan. Sila pertama dibuktikan dengan adanya keberagaman agama yang ada dalam anggota komunitas sendiri. Sering kali, mereka menghormati antar umat beragama dengan mempersilakan umat muslim dalam melaksanakan ibadah sholat wajibnya. Selain itu, mereka juga tidak memandang peserta anggota kegiatan mereka secara sepihak dalam konteks agama ini. Dalam sila kedua, mereka berlaku adil kepada semua orang dengan adab yang baik. Hal ini jelas terbukti dengan adanya perlakuan mereka kepada kami yang sangat mengedepankan pendidikan dan sastra di atas segalanya. Mereka membimbing kami untuk belajar membudayakan membaca dan mencintai sastra dengan hati nurani. Begitu pula dengan pengalaman sila-sila yang lain, komunitas Pelangi Sastra melakukan aktualisasi dengan penuh rasa kemanusiaan.

Secara pribadi, saya sangat senang mengenal komunitas Pelangi Sastra dan belajar bersama bersama mereka. Deengan waktu yang sangat singkat, saya bisa belajar bagaimana kerasnya kehidupan di luar dengan banyaknya tantangan seperti sastra yang kurang diminati masyarakat kota Malang. Dari situ pula, saya juga belajar bagaimana menyikapi penilaian orang terhadap karya sastra yang dipandang sebelah mata. Mereka mampu menunjukkan betapa kuatnya motivasi mereka dalam mendirikan sebuah komunitas ini. Mereka melaksanakan kegiatan bedah buku dan seminar buku dengan banyak atau sedikit penonton. Dan tak lupa, Sastra untuk Kemanusiaan, dilakukan dengan memberikan hasil keuntungan penjualan buku kepada komunitas/organisasi pelayanan kesehatan masyarakat. Dari dalam diri saya sendiri, saya memulai kembali hobi saya yang sempat tertunda, yaitu membaca. Sekarang ini, saya sedang membaca karya sastra Indonesia dengan jumlah sepuluh bahkan lebih, dengan harapan saya mampu meningkatkan mutu kualitas pendidikan kota Malang dengan membudayakan membaca karya sastra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar